Click Perbesar |
Oleh : M. Wildan
Pengantar
Salah satu usaha untuk mengkampanyekan program BOS-KITA (Bantuan Operasional Sekolah - Knowledge Improvement for Transparency and Accountability) tahun 2009 adalah dengan mewajibkan kepada seluruh Sekolah yang menerima bantuan BOS-KITA membuat dan memasang spanduk yang memuat pesan pendidikan gratis bagi seluruh siswa. Di tingkat lapangan kampanye program BOS-KITA melalui spanduk baru mulai terlihat pertengahan 2009, dan itupun masih banyak Sekolah yang belum membuat dan memasang spanduk. Yang menarik dari Sekolah yang masih memasang spanduk BOS adalah kondisi spanduk di tahun 2010 ini ada yang masih utuh dan ada juga yang sudah robek namun tetap terpasang sehingga bila terkena angin akan berkibar.
Kondisi Spanduk BOS di Wilayah Indonesia
Saat memulai kunjungan Sekolah tingkat Pendidikan Dasar Maret - Juli 2009 di Kab. Tulung Agung, Prop Jatim, dilanjutkan ke NTB, Sulawesi Utara, Pekanbaru, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan Barat belum banyak terlihat Sekolah sampel yang dikunjungi sudah membuat spanduk Sekolah gratis kecuali hanya beberapa Sekolah dalam hitungan jari di Kabupaten Bitung dan Kabupaten Rokan Hulu. Sekolah yang sudah membuat spanduk mengakui, membuat spanduk BOS berdasarkan informasi yang diterima melalui suratkabar dan informasi lisan saat mengikuti pertemuan dengan Dinas Pendidikan setempat. Sedangkan untuk Sekolah yang yang tidak membuat spanduk BOS menyampaikan bahwa ia belum tahu cara membuat spanduk BOS, dan belum ada perintah dari Dinas setempat. Hal ini dapat dimaklumi karena saat itu Sekolah belum menerima Buku Panduan BOS 2009 yang di dalamnya juga memuat ukuran spanduk, dan pesan dari program BOS yang akan disampaikan.
Ketika kunjungan Sekolah dilakukan bulan Agustus 2009 di Propinsi Sulawesi Barat (Kab. Mamuju dan Kab. Majene) baru terlihat di semua Sekolah sampel sudah membuat dan memasang spanduk BOS. Warna dan ukuran tulisan spandul BOS yang dibuat juga berbeda, namun isi pesannya sama, hal ini menujukkan bahwa Sekolah bebas menentukan warna dan ukuran spanduk BOS.
Saat melakukan kunjungan pertengahan Februari 2010 ke belantara kebun kelapa sawit di Propinsi Bengkulu tepatnya di Kabupaten Muko-Muko masih banyak ditemukan Sekolah yang masih memasang spanduk, dengan kondisi ada yang masih baik dan ada pula spanduk BOS yang sudah mulai robek karena dipasang di tempat yang tidak terlindung dari sinar matahari dan terpaan angin.
Salah satu sekolah sampel yang dikunjungi yaitu SDN. 03 Teramang Jaya, terletak 150 meter dari pantai dan jauh dari pusat keramaian desa.
Bangunan Sekolah ini pada saat gempa dan tsunami tahun 2008 yang lalu rata dengan tanah, sisa-sisa bangunan dari tsunami masih terlihat dari tumpukan material sampah tsunami yang masih menumpuk di sudut sekolah. Kini bangunan Sekolah yang sudah rata dengan tanah tersebut sudah dibangun gedung yang baru namun belum sepenuhnya selesai karena beberapa ruang kelas belum memiliki plapon. Di koridor Sekolah terlihat spanduk BOS yang sudah banyak yang robek dan terbagi dua. Spanduk BOS tersebut awalnya tergantung di luar koridor Sekolah sehingga panas matahari dan terpaan angin, hujan membuat spanduk terlihat tidak utuh lagi.
Guru yang ditemui saat kunjungan di Sekolah tersebut mengakui bahwa pemasangan spanduk BOS tersebut sangat berpengaruh bagi masyarakat khusunya orang tua siswa karena sejak adanya spanduk tersebut orang tua tidak perlu lagi harus membayar uang sekolah anaknya. Jumlah anak yang tidak masuk sekolah dengan alasan yang tidak jelas juga hampir tidak ditemukan dalam setahun terakhir kecuali sakit. Saat kunjungan sekolah ini dilakukan juga menyaksikan banyak siswa yang masuk Sekolah dan terlihat juga saat mereka pulang dengan penuh keceriaan melewati sisa-sisa material tsunami. Namun sangat disayangkan semua gurunya tidak ada yang tinggal di dekat Sekolah dan semua tinggal di pusat desa dengan waktu tempuh 25 menit naik motor melewati kondisi jalan berlubang di tengah kebut sawit penduduk yg tidak terawat.
Pada awal Maret 2010 juga mengunjungi banyak Sekolah sampel di Kab. Karawang Propinsi Jawa Barat. Semua Sekolah sampel yang tersebar di Kec. Karawang masih banyak ditemukan spanduk BOS terpasang di dinding, koridor, dan di luar koridor Sekolah. Kondisi spanduk BOS berbeda di setiap Sekolah tergantung dimana spanduk BOS itu terpasang. Biasanya Sekolah yang menempatkan spanduk yang terlindung dari dari sinar matarahari dan hujan relatif kondisinya masih baik, sedangkan sekolah yang menempatkan spanduk terkena sinar matahari dan hujan biasanya sudah mulai robek terkena tiupan angin dan hujan panas.
Menurut Kepala Sekolah Karawang yang ditemui, pemasangan spanduk mempunyai dampak yang positif seperti orang tua menjadi lebih mengerti bahwa Sekolah tidak lagi memungut uang SPP dan sejenisnya. Pernah juga Kepala Sekolah di datangi orang tua siswa ke Sekolah menanyakan bahwa berdasarkan spanduk BOS semua biaya Sekolah gratis dan mempertanyakan mengapa orang tua masih dibebankan untuk membeli baju dan perlengkapan belajar lainnya. Setelah Kepala Sekolah menjelaskan panjang lebar tentang maksud dari spanduk BOS tersebut baru sadar ternyata tidak semua biaya Sekolah harus ditanggulangi dari dana BOS.
Kunjungan terakhir dilakukan di Propinsi Papua pada pertengahan Maret 2010 dengan Sekolah sampel di Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Biaknumfor. Lokasi sekolah di ke dua Kabupaten/Kota tersebut semua dapat dijangkau dengan kendaraan. Hanya saja kalau mencari kibaran spanduk BOS di Sekolah sampel yang dikunjungi tidak satupun Sekolah memasang spanduk.
Pengantar
Salah satu usaha untuk mengkampanyekan program BOS-KITA (Bantuan Operasional Sekolah - Knowledge Improvement for Transparency and Accountability) tahun 2009 adalah dengan mewajibkan kepada seluruh Sekolah yang menerima bantuan BOS-KITA membuat dan memasang spanduk yang memuat pesan pendidikan gratis bagi seluruh siswa. Di tingkat lapangan kampanye program BOS-KITA melalui spanduk baru mulai terlihat pertengahan 2009, dan itupun masih banyak Sekolah yang belum membuat dan memasang spanduk. Yang menarik dari Sekolah yang masih memasang spanduk BOS adalah kondisi spanduk di tahun 2010 ini ada yang masih utuh dan ada juga yang sudah robek namun tetap terpasang sehingga bila terkena angin akan berkibar.
Kondisi Spanduk BOS di Wilayah Indonesia
Saat memulai kunjungan Sekolah tingkat Pendidikan Dasar Maret - Juli 2009 di Kab. Tulung Agung, Prop Jatim, dilanjutkan ke NTB, Sulawesi Utara, Pekanbaru, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan Barat belum banyak terlihat Sekolah sampel yang dikunjungi sudah membuat spanduk Sekolah gratis kecuali hanya beberapa Sekolah dalam hitungan jari di Kabupaten Bitung dan Kabupaten Rokan Hulu. Sekolah yang sudah membuat spanduk mengakui, membuat spanduk BOS berdasarkan informasi yang diterima melalui suratkabar dan informasi lisan saat mengikuti pertemuan dengan Dinas Pendidikan setempat. Sedangkan untuk Sekolah yang yang tidak membuat spanduk BOS menyampaikan bahwa ia belum tahu cara membuat spanduk BOS, dan belum ada perintah dari Dinas setempat. Hal ini dapat dimaklumi karena saat itu Sekolah belum menerima Buku Panduan BOS 2009 yang di dalamnya juga memuat ukuran spanduk, dan pesan dari program BOS yang akan disampaikan.
Ketika kunjungan Sekolah dilakukan bulan Agustus 2009 di Propinsi Sulawesi Barat (Kab. Mamuju dan Kab. Majene) baru terlihat di semua Sekolah sampel sudah membuat dan memasang spanduk BOS. Warna dan ukuran tulisan spandul BOS yang dibuat juga berbeda, namun isi pesannya sama, hal ini menujukkan bahwa Sekolah bebas menentukan warna dan ukuran spanduk BOS.
Saat melakukan kunjungan pertengahan Februari 2010 ke belantara kebun kelapa sawit di Propinsi Bengkulu tepatnya di Kabupaten Muko-Muko masih banyak ditemukan Sekolah yang masih memasang spanduk, dengan kondisi ada yang masih baik dan ada pula spanduk BOS yang sudah mulai robek karena dipasang di tempat yang tidak terlindung dari sinar matahari dan terpaan angin.
Salah satu sekolah sampel yang dikunjungi yaitu SDN. 03 Teramang Jaya, terletak 150 meter dari pantai dan jauh dari pusat keramaian desa.
Bangunan Sekolah ini pada saat gempa dan tsunami tahun 2008 yang lalu rata dengan tanah, sisa-sisa bangunan dari tsunami masih terlihat dari tumpukan material sampah tsunami yang masih menumpuk di sudut sekolah. Kini bangunan Sekolah yang sudah rata dengan tanah tersebut sudah dibangun gedung yang baru namun belum sepenuhnya selesai karena beberapa ruang kelas belum memiliki plapon. Di koridor Sekolah terlihat spanduk BOS yang sudah banyak yang robek dan terbagi dua. Spanduk BOS tersebut awalnya tergantung di luar koridor Sekolah sehingga panas matahari dan terpaan angin, hujan membuat spanduk terlihat tidak utuh lagi.
Guru yang ditemui saat kunjungan di Sekolah tersebut mengakui bahwa pemasangan spanduk BOS tersebut sangat berpengaruh bagi masyarakat khusunya orang tua siswa karena sejak adanya spanduk tersebut orang tua tidak perlu lagi harus membayar uang sekolah anaknya. Jumlah anak yang tidak masuk sekolah dengan alasan yang tidak jelas juga hampir tidak ditemukan dalam setahun terakhir kecuali sakit. Saat kunjungan sekolah ini dilakukan juga menyaksikan banyak siswa yang masuk Sekolah dan terlihat juga saat mereka pulang dengan penuh keceriaan melewati sisa-sisa material tsunami. Namun sangat disayangkan semua gurunya tidak ada yang tinggal di dekat Sekolah dan semua tinggal di pusat desa dengan waktu tempuh 25 menit naik motor melewati kondisi jalan berlubang di tengah kebut sawit penduduk yg tidak terawat.
Pada awal Maret 2010 juga mengunjungi banyak Sekolah sampel di Kab. Karawang Propinsi Jawa Barat. Semua Sekolah sampel yang tersebar di Kec. Karawang masih banyak ditemukan spanduk BOS terpasang di dinding, koridor, dan di luar koridor Sekolah. Kondisi spanduk BOS berbeda di setiap Sekolah tergantung dimana spanduk BOS itu terpasang. Biasanya Sekolah yang menempatkan spanduk yang terlindung dari dari sinar matarahari dan hujan relatif kondisinya masih baik, sedangkan sekolah yang menempatkan spanduk terkena sinar matahari dan hujan biasanya sudah mulai robek terkena tiupan angin dan hujan panas.
Menurut Kepala Sekolah Karawang yang ditemui, pemasangan spanduk mempunyai dampak yang positif seperti orang tua menjadi lebih mengerti bahwa Sekolah tidak lagi memungut uang SPP dan sejenisnya. Pernah juga Kepala Sekolah di datangi orang tua siswa ke Sekolah menanyakan bahwa berdasarkan spanduk BOS semua biaya Sekolah gratis dan mempertanyakan mengapa orang tua masih dibebankan untuk membeli baju dan perlengkapan belajar lainnya. Setelah Kepala Sekolah menjelaskan panjang lebar tentang maksud dari spanduk BOS tersebut baru sadar ternyata tidak semua biaya Sekolah harus ditanggulangi dari dana BOS.
Kunjungan terakhir dilakukan di Propinsi Papua pada pertengahan Maret 2010 dengan Sekolah sampel di Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Biaknumfor. Lokasi sekolah di ke dua Kabupaten/Kota tersebut semua dapat dijangkau dengan kendaraan. Hanya saja kalau mencari kibaran spanduk BOS di Sekolah sampel yang dikunjungi tidak satupun Sekolah memasang spanduk.
Sumber : http://bos.kemdikbud.go.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar